Kesultanan Cirebon adalah salah satu kesultanan Islam yang berdiri sejak abad ke 15 M di Jawa Barat. Kesultanan Cirebon adalah pangkalan penting bagi jalur perdagangan, pelayaran, dan penyebaran Islam di Jawa selain Demak. Kesultanan ini pada masa silam sempat mengalami masa kejayaan di masa kepemimpinan Fatahillah sebelum akhirnya terpecah pada tahun 1677. Nah, pada artikel berikut, kita akan membahas beberapa peninggalan Kerajaan Cirebon tersebut untuk mengenali sejarah kesultanan ini di masa silam.
1. Peninggalan Berupa Keraton
Kesultanan Cirebon meninggalkan beberapa keraton yang antara lain keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanomanan, dan Keraton Kacirebonan.
- Keraton Kasepuhan Cirebon kini terletak di Kec. Lemah Wungkuk, Kotamadya Cirebon. Ia merupakan pusat pemerintahan dari kesultanan Cirebon pada masa silam. Di keraton ini akan dapat kita jumpai bangunan-bangunan dengan gaya arsitekturnya yang unik, kereta Singa Barong, benda-benda kuno dan naskah kuno.
- Keraton Kanoman adalah keraton yang didirikan oleh Sultan Anom I pada tahun 1678. Letaknya berada di 300 meter sebelah utara keraton Kasepuhan. Keraton ini telah berdiri sejak wafatnya Panembahan Girilaya.
- Keraton Kacirebonan adalah keraton terkecil yang dimiliki kesultanan Cirebon. Letaknya berada di 1 km barat daya Keraton Kasepuhan. Di dalamnya juga terdapat berbagai benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Cirebon seperti keris, wayang, gamelan, dan perlengkapan perang.
2. Peninggalan Berupa Masjid
Selain mewarisi peninggalan sejarah berupa keraton, Kerajaan Cirebon juga meninggalkan beberapa bangunan masjid. Adanya bangunan-bangunan masjid kuno tersebut tentu bisa menjadi bukti bahwa syiar Islam pada masa itu memang telah berkembang dengan sangat pesat. Adapun beberapa masjid peninggalan kerajaan Cirebon tersebut antara lain- Masjid Sang Cipta Rasa adalah masjid yang dibangun Wali Songo pada tahun 1498 di kompleks keraton Kasepuhan. Berdasarkan cerita rakyat, masjid ini didirikan hanya dalam waktu 1 malam saja. Subuh keesokan harinya masjid yang hingga kini masih berdiri kokoh tersebut telah digunakan untuk sholat berjamaah.
- Masjid Jami Pakuncen berada di Tegal Arum, Kab. Tegal - Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Sunan Amangkurat I sebagai tempat penting untuk keperluan syiar Islam di tanah Cirebon pada masa itu.
3. Peninggalan Berupa Makam
Pemakaman muslim kuno yang kini masih terpelihara juga merupakan peninggalan yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Islam di Kesultanan Cirebon. Di antara makam tersebut misalnya makam Sunan Gunung Jati dan makam para penguasa kerajaan lainnya.Kompleks pemakaman peninggalan Kerajaan Cirebon terletak di Keraton Cirebon, 6 km dari pusat Kota Cirebon, Jawa Barat. Di hari Jumat, kompleks pemakaman ini sangat ramai karena banyak orang dari berbagai daerah datang untuk berziarah dan mengalap berkah. Selain makam Sunan Gunung Jati, dikompleks ini juga terdapat makam Fatahillah, panglima perang Batavia. Adapun di dalam kompleks tersebut, ada banyak benda-benda bersejarah seperti perkakas, piring, dan logam-logam kuno yang berasal dari masa kekuasaan Dinasti Ming, China.
4. Peninggalan Berupa Benda Pusaka
Kesultanan Cirebon juga meninggalkan beberapa benda pusaka dan yang paling terkenal adalah pusaka yang berwujud kereta, misalnya kereta Singa barong atau kereta Paksi Naga Liman. Kereta ini adalah kereta kuno yang berasal dari tahun 1549 buatan cucu Sunan Gunung Jati yang bernama Panembahan Losari.Kereta ini memiliki bentuk yang sangat unik dan penuh filosofi. Pada kereta ini terukir pahatan belalai gajah, kepala naga, dan buroq. Gajah melambangkan persahabatan Cirebon dan India, naga melambangkan persahabatan Cirebon dan China, sedangkan buroq melambangkan persahabatan Cirebon dan Mesir. Perlu diketahui bahwa keunikan kereta ini juga terletak pada bagian sayapnya yang dapat otomatos mengepak ketika kereta tengah berjalan.
Nah, demikianlah beberapa peninggalan Kerajaan Cirebon mulai dari yang berupa keraton, masjid, makam, hingga benda-benda pusaka. Semoga artikel ini cukup lengkap dan bisa menambah wawasan sejarah kita semua. Terimakasih.